Seorang filsuf Cina terkenal, Meng Zi, memiliki ibu yang sangat
bijak. Konon ketika Meng Zi masih kecil, mereka tinggal dekat
kuburan. Siang-malam Meng Zi meniru gerak-gerik dan perkataan
orang-orang yang melayat. Maka, ibu Meng Zi mengajak keluarganya
pindah ke dekat pasar. Kali ini Meng Zi menirukan kata-kata para
penjual daging. Si ibu merasa lingkungan pasar juga kurang baik bagi
masa depan Meng Zi. Akhirnya, mereka pindah ke dekat sekolah. Sejak
itu Meng Zi rajin menirukan murid-murid membaca buku. Setelah besar
Meng Zi berguru kepada seorang filsuf. Akhirnya, ia sendiri pun
menjadi filsuf besar di zamannya. Meng Zi berhasil karena ia memiliki
ibu yang sangat memperhatikan pendidikannya.
Alkitab mencatat jasa seorang ibu bernama Eunike. Ia adalah ibu dari
pemimpin muda gereja, Timotius. Eunike dan Lois (nenek Timotius)
adalah orang Yahudi yang taat mengajarkan firman Tuhan sejak Timotius
kecil (1 Timotius 1:5; 2 Timotius 3:15). Menurut NIV Life
Application, Timotius bertobat bukan karena khotbah seorang
penginjil, tetapi karena peran ibu dan neneknya yang mengajarkan
firman Tuhan sejak kecil. Ketika Timotius dipercaya memimpin jemaat,
Paulus memperingatkannya tentang dunia yang makin jahat (ayat 9-15).
Namun, Paulus juga menasihatinya agar selalu berpegang pada kebenaran
yang diajarkan ibunya sedari kecil (ayat 15). Dengan itu, Timotius
akan mampu untuk terus setia.
Dunia tidak bertambah baik. Namun, jika anak-anak sudah dididik sejak
kecil dalam Tuhan, kita tak perlu khawatir. Ajak mereka rajin membaca
Alkitab, berdoa, dan terutama tuntun mereka untuk menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka
No comments:
Post a Comment