Dalam sebuah seminar, para peserta diberi lembar "evaluasi
narasumber". Dengan antusias, peserta mengungkap hal-hal positif
maupun negatif yang perlu ditingkatkan sang narasumber. Evaluasi
memang sangat bermanfaat jika dipandang sebagai "cermin" untuk
meningkatkan kualitas kinerja seseorang. Namun, pernahkah kita
mengevaluasi diri sendiri, untuk melihat berapa banyak kebenaran yang
sudah atau belum kita lakukan? Atau, kita lebih suka mengevaluasi
orang lain?
Yohanes Pembaptis dipakai Tuhan untuk menyerukan "... hasilkanlah
buah yang sesuai dengan pertobatan" (ayat 8). Sangat menarik bahwa
kalimat ini ia katakan di depan orang-orang Farisi dan Saduki yang
sudah mengenal hukum Taurat. Mereka datang kepada Yohanes untuk
dibaptis (ayat 7). Di situlah Yohanes mengingatkan mereka agar
berbuah, sesuai pertobatan mereka.
Seseorang yang mengaku telah bertobat, tidak boleh pasif atau tidak
berbuah. Justru pertobatan itu harus mendorongnya untuk senantiasa
menghasilkan buah pertobatan, yaitu perkataan dan perbuatan yang
mewartakan kasih Tuhan. Kita diminta senantiasa berbuah, apa pun
keadaan kita. Respons yang benar bukanlah menawar atau mengajukan
beribu alasan untuk tidak berbuah, melainkan taat untuk berbuah. Dan
di tangan Tuhan, sesuatu yang sederhana dapat Dia jadikan berkat bagi
orang lain.
Maka, satu hal yang perlu kita lakukan: belajar berani mengevaluasi
diri. Tanyakan pada diri sendiri: Sudahkah saya berbuah? Apakah yang
saya berikan hari ini adalah perkataan dan perbuatan yang meninggikan
nama Tuhan, atau diri sendiri? Kiranya kita didorong untuk melakukan
yang lebih baik bagi Tuhan dan sesama
No comments:
Post a Comment